Minggu, 14 Januari 2018

Baptisan-Abstaksi

ABSTRAKSI Sebagai umat yang mengaku dan percaya bahwa Juruslamat telah hadir di dunia untuk mengerjakan karya yang sangat mulia yaitu menebus dosa umat manusia. Ketika Yesus terangkat kesorga, Ia mengatakan “Aku akan menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman” (Mat. 28:20). Bagaimana pun setelah kebangkitanNya karya penyelamatanNya masih tetap berlanjut. Dalam kehidupan umat Kristen, sejak kelahirannya telah diperlihatkan bahwa Tuhan telah memilih umatNya dalam karya pelepasanNya melalui baptisan Kudus. Baptisan yang diterima merupakan sebagai tanda bahwa Janji keselamatan dari pengampunan dosa dan menjadi manusia baru. Sesuai dengan amanat Agung (Mat. 28:19) untuk membaptis dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus, menandakan bahwa baptisan dilaksanakan atas dasar iman. Kepada anak-anak baptisan merupakan pintu awal dari imannya, namun bagaimana respon terhadap apa yang telah diterima, seharusnya menunjukkan bahwa kepatuhan harus tertanam dalam diri, ketika mengaku percaya bahwa keselamatan itu telah diterima, bukan sekedar omong-kosong tetapi lebih dari itu, perlunya timbal balik yang diharapkan oleh Tuhan kepada kita sebagai anak angkatNya yang telah menerima keselamatan itu, sebab identitas sebagai pengikut Kristus adalah sebuah karunia dan tanggung-jawab. Sebagai persekutuan orang yang sudah dibaptis. dipanggil untuk hidup berdasarkan hati nurani yang takut kepada Allah. Sebab seorang anak bisa saja memutuskan untuk meninggalkan identitas baptisannya karena beberapa hal. Ketika hal itu terjadi, maka sebenarnya kegagalan juga ada atau berasal dari kita, maupun orang tua. Sebab orang yang dibaptiskan waktu masih kecil harus memiliki iman pribadi kepada Yesus Kristus sesudah dia menjadi dewasa, sebab dia belum mengakui imannya saat dibaptiskan. Karena pengakuan iman di depan umum merupakan tuntutan Kristus yang penting, berdasarkan hati nurani atau dengan kata lain pengakuan yang sungguh-sungguh berasal dari hatinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar