P Penyembahan menurut Perjanjian
Lama
Penyembahan
dalam Perjanjian Lama merupakan respon atas kasih Tuhan kepada kita.
Penyembahan itu sendiri lahir dari pengenalan akan Allah . Pengenalan akan Allah
tersebut lahir dari inisiatif Allah itu sendiri yang terlebih dahulu menyatakan
diri-Nya kepada manusia lewat Maha Karya penebusan-Nya bagi umat manusia
(Ulangan 8:2,11-14). Pengikut jalan Allah itu tidak hanya terlihat dalam hukum
Taurat. Mazmur-mazmur juga berulang kali menyebut sifat dan perbuatan Allah
dengan cara yang jelas dirancang untuk menanamkan nilai-nilai etis yang sama
melalui penggunaannya dalam ibadat. Jelas sekali inilah yang menjadi keinginan
Daud dalam Mazmur 25. Mazmur 146:6-9 menunjukkan Allah yang bertindak; Mazmur
75 merupakan doa agar raja melakukan hal yang serupa”. Pujian
dan penyembahan dalam Perjanjian Lama bersifat progresif yang terus berkembang
dan berkesinambungan. Ketika Allah menyatakan diri kepada umatNya selalu disesuaikan
dengan keadaan serta situasi yang senantiasa berPenyembahan menurut Perjanjian Lamaubah-ubah saat itu. Selain itu
pujian dan penyembahan pada masa Perjanjian Lama bersifat liturgikal, yaitu
Allah menetapkan suatu tata cara kepada umatNya supaya mereka dapat menghampiri
Allah. Salah satu yang merupakan ciri khas liturgikal pujian dan penyembahan
yang dilakukan umat Israel adalah berupa kurban. Sehingga
penyembahan dalam Perjanjian Lama tidak dapat terpisahkan dari persembahan atau
kurban.
Menurut kajian dalam Perjanjian Lama jelas sekali
terlihat bahwa dalam penyembahan, harus ada persembahan. Dalam Keluaran 23:15
dikatakan, : “Janganlah orang menghadap kehadirat-Ku dengan tangan hampa”. Hal
ini menekankan bahwa bukti penyembahan kepada Allah adalah persembahan. Hal ini
bukan mengatakan bahwa Allah hanya melihat pemberian manusia, namun Allah mau
melihat bukti dari kesungguhan manusia itu melalui persembahannya. Bukan banyak
atau sedikitnya yang mau dilihat oleh Allah, namun kesungguhan dan
ketulusannya. Pada zaman kerajaan (1Raj 8:62, 9:25) dan juga zaman para nabi
(Yeremia 17:26, Yehezkiel 40-48) juga sangat terlihat jelas adanya hubungan
antara penyembahan dan persembahan atau korban. Penyembahan yang dilakukan umat
percaya dalam Perjanjian Lama selalu dilakukan dengan hati tulus dan penuh
kerinduan untuk bersekutu dengan Tuhan, menyebabkan mereka semakin menyadari
kuasa, kebesaran serta kasih, kesetiaan serta keajaiban Allah sebab Allah
bertahtah diatas pujian orang percaya (Maz.22:4).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar