♗♚♘♟♝♜♖♛
Bahan
Sermon : Galatia 5:16-25
Topik :
Hidup dalam Roh
I.
Pendahuluan
Pada
masa sekarang ini manusia sering sekali hanya mencari kenikmatan-kenikmatan
akan duniawi, sehingga ia lupa akan hal-hal yang sorgawi. Memang nutmeat juga apa
yang ditawarkan oleh duniawi, seperti (hawa nafsu, kepentingan diri sendiri,
korupsi, dll) namun itu semua hanya
;bersifat sementara, dan segala yang bersifat sementara belum tentu baik
adanya. Kita bisa saja bersedih jika melihat banyak para pejabat-pejabat di
negeri, yang notabenenya tidak lagi memperhatikan apa yang menjadi keperluan
masyarakat. Malahan mereka hanya mementingkan diri sendiri, dan hal ini
mengakibatkan berbagai aksi-aksi protes bagi pemerintah sekarang. Jadi
bagaimana sikap kita terhadap hal tersebut, apakah kita hanya berdiam diri atau
tidak mau tahu akan situasi tersebut?. Namun sebagai orang Kristen sebaiknya
kita haruslah memberi teguran dan menyuarakan suara kebenaran dari Tuhan kita.
II. Informasi Teks
1. Surat
ini ditulis pada tahun 50 M oleh Paulus ketika perjalanannya dalam memberitakan
Injil (Kis 16:6). Surat ini ditulis dalam keadaan darurat yang dialamatkan
kepada Jemaat-jemaat di Galatia (1:2). Dimana pada masa itu orang Yudais ingin
menyahudikan segala jemaat dan mereka juga memasuki jemaat yang didirikan
Paulus, dimana mereka (Yahudi) meyakinkan orang-orang Galatia bahwa keselamatan
harus dikerjakan dengan jalan menaati hukum Taurat. Mendengar akan ajaran ini,
maka Paulus menyatakan bahwa ajaran yang mencampuradukkan anugerah dengan hukum
Taurat adalah salah. Dan disini Paulus menghimbau para pembacanya untuk berdiri
dalam kemerdekaan yang baru diperoleh, dan jangan menaruh tengkuk mereka
kembali di bawah perhambaan.
2. Injil
yang diterima Paulus adalah Injil yang ia terima langsung dari Kristus; Injil
itu datang kepada pendengarnya dengan kuasa Kristus, bukan dengan kuasa Paulus
(1:11).
3. Di
dalam Kitab LAI pada ayat 16 pada pasal ini, tertulis ‘hiduplah oleh Roh’ sedangkan dalam Bibel pakon Haleluya
(Simalungun) tertulis ‘marguru bani Tonduy’
(berguru pada Roh). Memang terdapat perbedaan arti kata tersebut, namun
maksudnya adalah sama yaitu agar kita benar-benar mengerjakan segala sesuatunya
berdasarkan keinginan akan Roh tersebut bukan berdasarkan keinginan diri
sendiri (daging kita).
III. Pembahasan Teks
Di dalam perikop ini ada 2 (dua) hal
yang sangat berlawanan yaitu, hidup menurut daging dan hidup menurut Roh. Untuk
memperdalam akan hal ini kita harus mengetahui apa yang dimaksud dengan hidup
menurut daging. Hidup menurut daging adalah segala sesuatu perbuatan yang berlawanan
dengan kehendak Allah (ayat 19-21), sedangkan hidup menurut Roh ialah segala
sesuatu perbuatan yang dikehendaki Allah (ayat 22-23). Hidup menurut daging
berarti orang-orang yang tidak bisa menguasai dan menaklukkan hawa nafsunya di
dunia ini, dan siapa yang hidup menuruti keinginan dagingnya maka ia tidak akan
mendapat bagian dalam kerajaan Allah dan sebaliknya siapa yang hidup dalam Roh
akan mendapat bagian dalam kerajaan Allah. Namun sebagai orang yang telah dimerdekakan
oleh Yesus, seharusnya kita jangan menuruti keinginan daging namun haruslah
orang Kristen hidup di dalam Kristus (bnd. Gal. 2:20).
Memang kita adalah makhluk yang lemah,
bagaimana mungkin kita bisa hidup menurut Roh!. Yang bisa memampukan kita agar
hidup dalam Roh ialah atas kasih Allah yang sempurna (bnd. 1 Yoh. 4:17-19).
Kita manusia tidak mampu hidup dalam Roh jikalau kita hanya mengandalkan diri
kita sendiri. Orang yang hidup dalam Roh berarti juga mengasihi Allah dan
sesama kita (bnd. 1 Yoh 4:21), bukannya menambah penderitaan seseorang karena
kepintaran kita atau karena suatu kepentingan akan jabatan yang kita duduki dan
karena kelebihan diri kita. Hidup dalam Roh berarti juga hidup penuh kasih
Allah.
Di dalam perikop ini Paulus juga
menegaskan mengenai bahwa bukan dengan melaksanakan hukum Taurat manusia
dibenarkan namun hanya oleh iman dalam Kristus Yesus kita beroleh kebenaran
(bnd. Gal. 2:16). Paulus juga menegaskan bahwa siapa yang hidup menuruti
keinginan akan Roh dan melakukannya ia akan beroleh damai sejahtera dari Allah
(Gal. 1:3). Dan barang siapa milik Kristus Yesus, maka ia telah meninggalkan
segala hawa nafsu dan keinginannya. Dan jika kita adalah milik Kristus, maka
kita juga adalah keturunan Abraham dan berhak menerima janji Allah (Gal. 3:29).
By. Dody_Saputra26@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar